Se Kalimat "Coretan Tinta Merah" Akan Mengukir Seribu Makna Dalam Segala Fenomena Kehidupan.

Tampilkan postingan dengan label pasarbebas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pasarbebas. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Februari 2016

Pengertian Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi ASEAN |


MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.
Awal mula MEA berawal pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997 dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi (ASEAN Vision 2020).
kemudian dilanjutkan pada KTT bali yang terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020, ASEA SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN  merupakan dua pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEA. Seluruh pihak diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat didalam membangun komunitas ASEAN di tahun 2020.

Pengertian Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi ASEAN

pengertian mea
Kemudian, selanjutnya pada pertemuan dengan Menteri EKonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di bulan Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat untuk bisa memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan memiliki target yang jelas dan terjadwal dalam pelaksanaannya.
Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang melakukan percepatan pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
Ciri-ciri dan Unsur Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN ialah suatu realisasi dari tujuan akhir terhadap integrasi ekonomi yang telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang berdasarkan atas konvergensi kepentingan para negara-negara anggota ASEAN untuk dapat memperluas dan memperdalam integrasi ekonomi lewat inisiatif yang ada dan baru dengan memiliki batas waktu yang jelas. Didalammendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA, ASEAN mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka, berorientasi untuk mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi yang teguh pendirian dengan peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem untuk pelaksanaan dan kepatuhan komitmen ekonomi yang efektif berdasarkan aturan.
MEA akan mulai membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis dari produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan dapat bersaing dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang ada disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki bakat dan terampil; dapat memperkuat kelembagaan mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah awal dalam mewujudkan MEA atau MAsyarakat Ekonomi ASEAN.
Di saat yang sama, MEA akan dapat mengatasi kesenjangan pada pembangunan dan melakukan percepatan integrasi kepada negara Laos, Myanmar, VIetnam dan Kamboja lewat Initiative for ASEAN integration dan inisiatif dari regional yang lainnya.
Adapun bentuk kerjasamanya ialah
– Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas
– Pengakuan terkait kualifikasi profesional
– Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
– Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
– Meningkatkan infrastruktur.
– melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
– Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
– meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pentingnya digalakkannya perdagangan eksternal kepada ASEAN dan keperluan dalam komunitas ASEAN yang secara keseluruhan untuk tetap dapat menatap kedepan.
Adapun ciri-ciri utama MEA
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.
Ciri-ciri ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan pada unsur-unsur yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri dan mesti dapat memastikan untuk konsisten dan adanya keterpaduan dari unsur-unsur dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa saling mengkoordinasi antara para pemangku kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.

Jumat, 19 Februari 2016

Globalisasi Bunuh Karakter Bangsa


bumi-tangan-2
Memasuki era postmodern tentunya tak lepas dari evolusi teknologi yang semakin meluap. Di setiap belahan dunia berlomba unjuk gigi dalam persaingan di bebagai bidang, yang pada akhirnya teknologi lebih di utamakan dan mengambil alih semua aspek dalam kehidupan.
Kita yang terlahir pada era ini mau tidak mau harus mengikuti arus yang sudah ada. Satu yang menjadi pertanyaan dalam menanggapi hal ini, Apakah akan membawa atau terbawa ?
Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas, kembali kepada masing-masing orang yang menghadapinya. Kemanapun kaki ini melangkah semuanya tak bisa lepas dari cengkraman teknologi. Globalisasi ini membuat dunia terasa menyempit dengan mudahnya berselancar dari satu tempat, yang tentu sekarang sudah menjadi budaya sehari-hari dalam beraktifitas dengan koneksi internet. Dampak baik dan buruknya tentu bisa di rasakan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengambil jalan yang lebih seharusnya di utamakan.
Karena melihat penilaian negara di nyatakan maju salah satunya adalah di pandang dari perkembangan teknologinya, mendorong kuat semua negara untuk bersaing membesarkan diri. Begitupun Indonesia yang mendiami letak geografis sangat strategis sehingga memyimpan sejuta kekayaan alamnya, ditambah lagi sebagai jalur perlintasan belahan bumi bagian selatan.
Indonesia Belum Siap !
Arus globalisasi semakin hari semakin pesat berkembang. Tanpa di sadari perkembangan itu telah menelan jati diri terutama bangsa Indonesia tak mengenal golongan. Budaya yang sejatinya harus di perjuangkan menjadi kebanggaan anak negri, kini lenyap secara perlahan.
Dengan demikian sikap bangsa Indonesia yang di kenal ramah, berubah dengan cepat hingga lahir sifat-sifat radikal, pertempuran antar kampung sampai antar sekolah yang semakin marak mewarnai nusantara. Dengan melihat sebagian bangsa yang mempertahankan sikap komunalnya, belum memperlihatkan jiwa yang sesuai dengan ideologi dan falsafah bangsa. Nah, ini adalah salah satu yang mendorong konflik di Indonesia yang mengakibatkan di peralat oleh oknum-oknum yang gelisah dengan perkembangan Indonesia.
Di tambah lagi masuknya arus globalosasi, bangsa kita belum bisa mengontrol dengan baik. Sosialisasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang di anggap kurang maksimal menjadi salah satu penyebabnya.
Dengan demikian, tak heran fakta yang terjadi pada diri bangsa Indonesia. Media sosial rentan menjadi jalur mudahnya masuk budaya-budaya yang menghilangkan indentitas Indonesia. Semua golongan bisa ikut berpartisipasi dengan mudah hanya membutuhkan gadget serta koneksi internet, dunia ini seolah berada dalam gemggaman tangan. Gadget sekarang tak hayal lagi karna semua bisa memiliki dengan mudah sekali akibat harga yanh di tawarkan dapat di jangkau oleh semua golongan.
Polemik Pandangan Agama
Dalam kehidupan sosial tentu tak bisa lepas dari agama, karna sentimen terhadap agama begitu dinutamakan. Karna itu polemik agama selalu di bawa-bawa dalam setiap masalah. Tapi memang tidak semua berdampak negatif, agama pun memanfaatkan sebagai sarana penyebaran ajarannya. Hanya saja penyelewengan tak dapat di cegah dengan mudah, dengan memanipulasi identitas diri oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, agama-agama di adu dombakan.
Melihat hal ini, agama-agama menuai banyak kritikan terkait pesatnya teknologi yang membuat budaya agamis bangsa Indonesia lupa akan amanah yang di bebankan berdasarkan kepercayaannya. Hampir setiap orang terlalu mendewakan media dengan informasi yang publikasikannya.
Hal ini mendapat dorongan kuat karena semakin canggih teknologi, game yang tidak mengandung pendidikan hanya berupa kesenangan semata membuat sikap generasi muda semakin menjauh dari aturan agama. Game online yang di produksi oleh negara-negara adi daya di pergunakan sebagai salah satu alat mengubah ruang gerak anak Indonesia sejak dini.
Tanpa memfilter terlebih dahulu kita hanyut dengan kesenangan semata, tanpa memikirkan apa akibatnya. Semua waktu acapkali di sempatkan untuk bernostalgia dengan sebuah permainan, sebelum tidur hingga sampai bangun tidur yang teringat adalah sebuah gadget, ini sudah menjadi rutinitas sekarang pada anak Indonesia.
Dengan berbagai game yang di kemas sangat menarik memperbudak budaya warisan nenek moyang. Game Clash of Clan yang biasa di kenal COC sudah menjadi hal wajib ada pada gadget anak bangsa, tanpa di sadari game yang berkategori strategi itu terdapat unsur-unsur politik di dalamnya. Sebuah kerajaan yang di bentuk dari awal dan di pertahankan untuk berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi, ternyata beedasarkan pengamatan tak jauh berbeda dengan prediksi bahwa pusat islam di makkah yakni ka’bah di gambarkan pada level atas dalam game ini.
Untuk itu, agama dan negara mensyiarkan keluarga adalah sarana utama untuk mengontrol generasi-generasi bangsa Indonesia ke arah yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Asumsi-asumsi pada anak di usia dini sangat berpengaruh untuk kehidupan selanjutnya.
Tapi negara juga mempunyai tugas besar dalam hal ini, dengan menyaring produk-produk yang sekiranya kurang mendidik dan berdampak buruk bagi anak bangsa dengan adanya unsur-unsur yang dapat merusak karakter bangsa. Pengadaan sarana pendidikan dini yang lebih layak juga harus di tingkatkan demi menciptakan manusia yang bejiwa Indonesia mendatang.
Nur Cholish Hasan : Kordinator lapangan Koalisi Mahasiswa UIN
Postingan Lama Beranda

Media Text

Media Text

Profil Text

Seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tegnologi (IPTEK), belahan dunia lain (terutama Negara-negara Maju) berlomba-lomba meraih Impian yang di dambakan pada setiap Negara. Belahan dunia lain masih terbelakng; hal ini melatarbelakangi dari berbagai faktor; salah satunya adalah terbatasnya layanan IPTEK terhadap masyarakat umum. Melihat segala fenomena dalam kehidupan bangsa dan negara, maka Blogspot "WAIKATO NEWS" hadir untuk mencoba mengemukakan Opini, gagasan, ide melalui tulisan dari berbagai aspek kehidupan.

 

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Visitor

Flag Counter

Music Papua

Post Populer

 

Templates by Kidox Van Waikato | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger